Beranda Umum Jakarta Digulung Tsunami 1,8 M Usai Ledakan Megathrust, Benarkah?

Jakarta Digulung Tsunami 1,8 M Usai Ledakan Megathrust, Benarkah?

Menanggapi isu ini, Plt. Direktur Perencanaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Suharyanto menilai ancaman megathrust saat ini masih sebatas prediksi yang muncul dari kajian bidang keilmuan tertentu. Namun, ia mengakui potensi ini menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam perencanaan pengelolaan ruang laut.

0
Ilustrasi | Istimewa

CARAPANDANG.COM - Dilansir CNBC. Isu potensi Megathrust yang dapat memicu tsunami kembali mencuat, usai Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merilis hasil riset terbarunya yang menyatakan Megathrust di Indonesia bisa meledak kapan saja. Zona merah Megathrust yang disorot BRIN adalah Selat Sunda dan Pantai Selatan Jawa.

Menanggapi isu ini, Plt. Direktur Perencanaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Suharyanto menilai ancaman megathrust saat ini masih sebatas prediksi yang muncul dari kajian bidang keilmuan tertentu. Namun, ia mengakui potensi ini menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam perencanaan pengelolaan ruang laut.

Yang jelas (Megathrust) itu baru semacam prediksi salah satu bidang keilmuan. Jadi dalam hal seperti ini memang itu menjadi salah satu pertimbangan ketika kita melakukan perencanaan pengelolaan ruang laut," kata Suharyanto saat ditemui di Media Center KKP, Jakarta, Selasa (7/1/2025).

Suharyanto menjelaskan, dampak tsunami dari megathrust akan lebih signifikan di kawasan daratan pesisir, yang menjadi tanggung jawab kementerian/lembaga lain seperti Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Dalam penelitian BRIN, efek Megathrust Selat Sunda bisa menyebabkan tsunami di pesisir Jakarta 1,8 meter.

"Sesungguhnya dampaknya yang lebih terguncang itu yang daratan pesisir. Kalau daratan pesisir itu sebenarnya menjadi ranahnya teman-teman di ATR/BPN," ujarnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here