CARAPANDANG - Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo hadir di tengah kondisi banjir dengan tumpukan kayu gelondongan di Aceh, Sumut dan Sumbar. Fenomena alam ini menjadi alarm akan kerusakan lingkungan dan dampak aktivitas ilegal.

Wakil Presiden Forum Pengacara Kesatuan Tanah Air Mukhlis Ramlan menilai bencana ini tidak lazim. Ia menyebut jutaan kubik kayu gelondongan ikut menghantam permukiman dan fasilitas umum.

“Rumah, jembatan, sekolah hingga tempat ibadah hancur. Ribuan warga meninggal dunia dan banyak yang hilang,” ujar Mukhlis.

Ia mengatakan Presiden Prabowo merespons cepat dengan memerintahkan penanganan menyeluruh. Kapolri juga menurunkan personel untuk membantu evakuasi warga dan mengusut penyebab bencana.

“Fakta di lapangan menunjukkan batang kayu bernomor dari berbagai jenis. Jika itu pohon tumbang alami, mestinya ada daun, akar dan ranting,” kata Mukhlis.

Mukhlis menilai temuan tersebut menguatkan dugaan praktik illegal logging. Ia mengatakan Kapolri menggandeng BNPB, TNI, KLHK, pemda dan masyarakat dalam penyelidikan.

“Siapa pun yang menjadi dalang harus diseret ke pengadilan. Ulah mereka merenggut ribuan nyawa,” ujarnya.

Ia menekankan kerusakan hutan telah menyebabkan dampak ekologis jangka panjang. Menurutnya pemulihan membutuhkan waktu lama dan tata kelola lingkungan harus dibenahi.

“Hutan dibabat, rakyat jadi korban. Pesan alam ini mengingatkan bahwa pohon adalah sumber kehidupan manusia,” kata Mukhlis.