CARAPANDANG - Kementerian Pertanian (Kementan) RI menilai perlu strategi jitu untuk meningkatkan produksi komoditas kepala sawit dalam menghadapi fenomena perubahan iklim atau El Nino pada 2024.
“Pada 2024 Indonesia dihadapkan pada perubahan iklim berkepanjangan, dan itu sudah terjadi pada tahun lalu. Tentu ini berpengaruh pada turunnya produksi sawit,” kata Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Direktorat Perkebunan Kementan Ardi Praptono saat menghadiri program peremajaan sawit rakyat (PSR) di Kotabaru, Kalimantan Selatan, Rabu.
Ia menyebutkan fenomena alam itu berulang secara periodik dan memiliki dampak yang beragam terhadap produktivitas industri kelapa sawit.
“Maka perlu upaya khusus dan strategi jitu agar kita konsisten mempertahankan produksi kelapa sawit dalam rangka menjaga ketahanan pangan di Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, perusahaan maupun petani kelapa sawit perlu mendukung salah satu program ketahanan pangan, yakni tumpang sari tanaman pangan (KESATRIA) dengan cara menanam jenis tanaman musiman di sela-sela lahan sawit saat proses peremajaan.
Menurut Ardi, program KESATRIA merupakan salah satu strategi jitu untuk mempertahankan produk kelapa sawit yang sekaligus mendukung ketahanan pangan saat menghadapi musim El Nino pada 2024.