CARAPANDANG - Delapan orang, termasuk lima anak-anak, meninggal dunia di Sudan Selatan akibat kolera. Mereka sebelumnya menempuh perjalanan selama tiga jam dalam suhu hampir 40 derajat Celsius untuk mencari pengobatan.
Melansir dari Al Jazeera, Kamis (10/4/2025), peristiwa tragis ini terjadi di negara bagian Jonglei, Sudan Selatan bagian timur. Kejadian ini dipicu oleh penutupan fasilitas kesehatan setempat akibat pemotongan bantuan dari salah satu negara pendonor.
Organisasi kemanusiaan Save the Children mengungkap kematian tersebut pada Rabu (9/4/2025). Mereka menyatakan, kejadian ini merupakan dampak langsung dari kebijakan negara pendonor tersebut.
Kebijakan tersebut memangkas pendanaan untuk program-program kesehatan global sejak awal masa jabatannya. Hingga tahun ini, Save the Children telah mendukung 27 pusat kesehatan di Jonglei.
Namun, akibat pemotongan dana bantuan, tujuh fasilitas ditutup sepenuhnya dan 20 lainnya harus mengurangi operasionalnya. Sekitar 200 dari 600 staf medis di seluruh negeri terpaksa diberhentikan.
Layanan transportasi pasien yang sebelumnya didanai oleh negara pendonor itu juga dihentikan karena kekurangan dana. Hal tersebut membuat pasien kolera terpaksa berjalan kaki dalam kondisi ekstrem demi mendapatkan perawatan.