CARAPANDANG - Komisi X DPR RI mengatakan, program penyediaan alat kontrasepsi untuk remaja dan pelajar perlu keterlibatan orang tua. Pemerintah harus menggandeng para orang tua, dalam memahami pentingnya pendidikan seks untuk membimbing anak-anak.
"Penting untuk melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin untuk menilai efektivitas kebijakan ini. Memastikan program dilaksanakan dengan benar," kata Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian dalam keterangan pernya, Kamis (8/8/2024).
Waketum Partai Golkar ini mengungkapkan, seluruh lembaga pendidikan perlu berkolabolasi dengan organisasi masyarakat. Dengan tujuan, memberikan pendidikan dan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi.
"Dengan pendekatan yang sesuai dengan norma dan nilai lokal, pemerintah dapat melaksanakan kebijakan ini dengan hati-hati. Memperhatikan semua aspek yang dapat mempengaruhi pemahaman masyarakat, terutama pelajar, mengenai tujuan dan manfaat kebijakan tersebut," ucapnya.
Kemudian, ia menegaskan, Kemendikbudristek juga perlu menghadirkan kurikulum pendidikan seks. Tentunya, dengan mengedepankan nilai-nilai moral dan budaya Indonesia.
"Kurikulum ini harus mencakup aspek-aspek seperti tanggung jawab seksual, risiko dan konsekuensi dari aktivitas seksual. Serta pentingnya menunda aktivitas seksual hingga mencapai kedewasaan yang lebih matang," ujarnya.