Beranda Internasional Krisis Kemanusiaan di Suriah Memburuk Akibat Perang Saudara

Krisis Kemanusiaan di Suriah Memburuk Akibat Perang Saudara

Semuanya menakutkan bagi kami. Situasinya hanya akan bertambah buruk

0
951
Istimewa

CARAPANDANG - Hadia Kamel Kurdi, seorang ibu lima anak dari Kota Aleppo di Suriah utara, sangat terdampak oleh situasi mengerikan yang dihadapi keluarganya. Hampir setiap hari, mereka tidak punya apa-apa untuk dimakan, dan ketika mereka makan, kerap kali hanya buah zaitun, timi, atau kentang rebus.

"Semuanya menakutkan bagi kami. Situasinya hanya akan bertambah buruk," kata Kurdi. "Saat ini, kami hidup dari makanan yang dikirim oleh asosiasi panti asuhan setiap dua hari sekali."

Jumat (15/3) menandai 13 tahun pecahnya perang saudara di Suriah. Warga Suriah menghadapi kenyataan pahit yang hanya dapat diantisipasi oleh sedikit orang bertahun-tahun lalu. Sebuah laporan terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa 16,7 juta orang di Suriah diproyeksikan akan membutuhkan bantuan kemanusiaan tahun ini, jumlah tertinggi sejak 2011.

Menurut tinjauan kebutuhan kemanusiaan yang dirilis oleh Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) untuk Februari 2024, jumlah yang luar biasa banyak itu, yang mencapai sekitar 75 persen dari total populasi Suriah, disebabkan oleh konflik yang sedang berlangsung, pengungsian yang meluas, layanan dan infrastruktur yang tidak memadai, serta ekonomi yang kolaps.

Hadia Kamel Kurdi, seorang ibu dari lima anak, duduk bersama anak-anaknya di ruang tamu rumah mereka di Aleppo, Suriah, pada 24 Januari 2024. (Xinhua/Monsef Memari)

  • Tags

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here