Pengambilalihan kekuasaan yang cepat ini memicu keprihatinan internasional. Uni Afrika segera menangguhkan keanggotaan Madagaskar, sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan keprihatinan mendalam atas perubahan kekuasaan yang inkonstitusional.
Gerakan pemuda Gen Z telah memimpin protes sejak 25 September atas kelangkaan air dan listrik. Mereka menyambut baik intervensi militer dan menyerukan perubahan sistemik di Madagaskar.
Gen Z menegaskan bahwa mereka siap berdialog dengan pemerintahan baru dan berharap masa transisi membawa reformasi nyata. Banyak warga juga menyatakan kelegaan atas jatuhnya pemerintahan Rajoelina.