Sementara itu, Bupati Agam yang diwakili Sekda Kabupaten Agam, drs. H. Edi Busti, MSi, mengungkapkan rasa terima kasih karena Agam dipilih sebagai lokus pelaksanaan sosialisasi.
"Kondisi saat ini menjadi prihatin untuk generasi muda. Smartphone mempengaruhi pola pikir generasi muda," ujarnya.
Sekda juga menekankan pendidikan merupakan legacy utama yang ingin diberikan kepala daerah saat ini.
"Membangun fisik bisa sekejap, tetapi membangun akhlak dan fisik seseorang memerlukan waktu. Akhlak sendirilah yang menjadi sensor mandiri menghadapi dunia digital," tambahnya.
Dibuktikan juga Agam fokus pada pembentukan literasi dengan membuka 200 formasi guru Pendidikan Agama Islam.
"Mengajar anak menjadi pintar dalam pengetahuan umum itu sebentar, tetapi mendidik moral dan nilai memerlukan waktu. Agam benar-benar fokus membangun literasi di tengah masyarakat," tutup Sekda.