Beranda Sejarah Maestro I Wayan Bawa Ungkap Asal Usul Kesenian Gambuh Batuan dari Warisan Majapahit

Maestro I Wayan Bawa Ungkap Asal Usul Kesenian Gambuh Batuan dari Warisan Majapahit

0
Maestro I Wayan Bawa Ungkap Asal Usul Kesenian Gambuh Batuan dari Warisan Majapahit

Dalam penampilannya, kesenian Gambuh Batuan tentunya menggunakan alat musik untuk mengiringi para penari. Instrumen utamanya adalah suling gambuh (suling bambu besar), rebab, kendang krumpungan, dan berbagai jenis gong serta metalofon. 

Maestro Suling Gambuh Batuan, I Wayan Naka mengatakan bahwa suling yang digunakan berukuran sangatlah besar. "Diameter suling tersebut berukuran 1 meter 10 centimeter (cm)," katanya, menjelaskan. 

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa tidak sembarang orang bisa memainkan suling tersebut, hal ini dikarenakan alat musik tersebut berukuran besar. Bahkan untuk memainkannya saja, dirinya harus menunggu duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). 

Selain berukuran besar, suling ini memiliki lubang yang terdiri dari lubang tiup dan enam lubang nada. Menariknya, teknik atau cara peniupan yang menampilkan menghasilkan suara suling Gambuh unik. 

"Di dalam bambu ini terdapat nada kering yang menghasilkan suara yang unik jika dimainkan. Suling ini dimainkan dengan teknik pernapasan melingkar (ngunjal angkihan)," ucapnya. 

Musik Gambuh sering digunakan dalam ritual dan upacara keagamaan. Suara suling yang rendah dan dalam, tanpa vibrasi, bisa menciptakan suasana yang khusyuk, magis, dan mistis. 

Dalam hal ini, 'nada kering' bisa diartikan sebagai nada yang tidak dibuat-buat atau tidak berlebihan, melainkan langsung dan murni. Bahkan, setiap penari Gambuh Batuan memiliki syair lagu yang berbeda pada setiap orang. 

  • Tags

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here