“Kalau Idul Fitri itu bisa lokal, tetapi untuk Idul Adha itu internasional, karena peristiwanya hanya di sana saja, dan itu ada fatwanya dari OKI, bahwa sebetulnya kalau Idul Fitri tidak masalah terjadi perbedaan, karena berbeda wilayah. Tetapi kalau Idul Adha itu hanya satu wilayah di Makkah, maka rukyatul hilalnya itu mengacu ke Makkah,” paparnya.
Ia menegaskan agar perbedaan pelaksanaan Shalat Idul Adha ini tidak menjadi masalah karena masing-masing telah sesuai dengan dalil Al Quran dan As-Sunnah.
“Jadi perbedaan itu juga tidak perlu harus menjadi masalah. Ini kan seakan-akan terjadi perbedaan ya, sebetulnya perbedaan itu enggak perlu menjadikan kita bertanya-tanya, kemudian menjadikan orang akhirnya menyatakan tidak sah, karena kita semua pasti berdasarkan dalil Al Quran dan As-Sunnah,” ucapnya.
Meski melaksanakan Shalat Idul Adha lebih awal, Zahrudin menjelaskan untuk pemotongan hewan kurban, Masjid Al-Azhar akan melaksanakannya pada Senin (17/6).
“Pemotongan hewan kurban kita sehari setelah Shalat Idul Adha, agar tidak terlalu terburu-buru setelah Shalat Idul Adha langsung. Untuk hewan kurban, saat ini baru lima sapi dan 13 kambing, tetapi ini masih berjalan ya, karena besok juga datang lagi. Kurban di Masjid Al-Azhar ini kita terima dari pribadi atau keluarga, dan khusus untuk sapinya, kita terima dari instansi-instansi lain, nanti didistribusikan di sini dan untuk lingkungan sekitar Al-Azhar,” tuturnya.