Langkah pertama pembuatan sulam tumpar dimulai dari benang dasar, yang disulam mengikuti garis pola yang sudah digambarkan sebelumnya di atas kain. Setelah seluruh garis pola tersulam, isi bagian tengah pola dengan benang sulam warna-warni.
Sulam tumpar dikenal dengan desain yang unik dan rumit. Desainnya sering kali terinspirasi dari alam dan cerita rakyat setempat. Motif-motif yang digunakan dalam sulam tumpar sangat beragam dan dapat bervariasi tergantung pada perajin dan tujuan sulaman tersebut. Beberapa motif merupakan warisan tradisional yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, sedangkan motif lainnya lebih modern dan dikembangkan belakangan ini.
Desainnya dapat berupa pola geometris sederhana hingga pola rumit yang menggambarkan hewan, tumbuhan, dan elemen-elemen alam lainnya. Beberapa motif khusus hanya ditemukan di daerah, kampung, kecamatan, atau suku tertentu. Sejumlah motif yang terkenal termasuk burung enggang, ayam hutan, anggrek hutan, dan ukiran khas Kalimantan Timur. Warna benang warna-warni mencerminkan spirit masyarakat Suku Dayak Benuaq.
Sampai kini terdapat sekitar 25 motif sulam tumpar di Kabupaten Kutai Barat, dan 10 di antaranya sudah memiliki sertifikat HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) yang dianugerahkan pada awal tahun 2023.