Perlu diketahui, AS kini mencapai batas utang yang disetujui pemerintah dan kongres sebelumnya, sebesar US$31,4 triliun (Rp 460.000 triliun). Sebagai gantinya dana darurat sekarang digunakan.
Namun dana darurat pun terancam habis 1 Juni nanti. Untuk menghindari gagal bayar tersebut, kongres harus memilih untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang kembali.
Tetapi permasalahan menjadi alot dengan DPR yang kini dipegang parti oposisi pemerintah, Republik. Dengan hanya delapan hari tersisa bulan ini di mana DPR dan Senat dijadwalkan untuk bersidang pada waktu yang sama, semakin sempit untuk mencapai kesepakatan.
Mengutip CNN International, memang sejumlah dampak akan terjadi jika AS default. Mulai dari mandeknya pembayaran jaminan sosial, rata-rata US$ 1.827 (Rp 26,8 juta) hingga tunjangan 2 juta pegawai federal dan 1,4 veteran (anggota militer tidak aktif) senilai miliaran dolar.
Ini juga akan berdampak ke biaya pinjaman. Jika terjadi default, imbal hasil Treasury AS pasti akan naik untuk mengkompensasi peningkatan risiko bahwa pemegang obligasi tidak akan menerima uang yang mereka pinjam dari pemerintah.
Karena suku bunga pinjaman, kartu kredit, dan hipotek sering didasarkan pada hasil Treasury, biaya pinjaman uang dan pelunasan utang akan meningkat. Jumlahnya di atas peningkatan biaya yang sudah dihadapi orang Amerika dari kenaikan suku bunga Federal Reserve.