Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada minggu lalu menggelar seminar nasional yang mengangkat isu tanggul laut raksasa. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ikut hadir sebagai pembicara kunci dalam seminar itu selain Airlangga.
Prabowo menilai pembangunan tanggul laut raksasa di pesisir utara Pulau Jawa kemungkinan baru rampung 40 tahun mendatang dan menelan anggaran hingga puluhan miliar dolar AS.
Terkait itu, beberapa organisasi lingkungan misalnya Walhi mengkritik rencana pembangunan tanggul laut raksasa. Walhi menilai pembangunan itu mengancam ekosistem hutan bakau (mangrove) yang saat ini luasnya semakin menurun padahal ekosistem bakau punya peran penting salah satunya untuk menahan abrasi. Kemudian, beberapa aktivis juga menilai pembangunan tanggul laut dapat menyulitkan aktivitas nelayan.
Airlangga, terhadap kritik-kritik itu, menjamin tidak ada hutan bakau yang rusak dan aktivitas nelayan yang terganggu karena pembangunan tanggul laut raksasa.
“Giant sea wall itu ada pintu-pintu airnya sehingga tidak mengganggu ekosistem, baik itu pohon bakau atau pun untuk perikanan,” kata Menko Airlangga Hartarto. dilansir antaranews.com