Biro statistik nasional ISTAT sebelumnya mengatakan kelahiran di Italia turun ke level terendah dalam sejarah di bawah 400.000 pada tahun 2022. Ini menjadi penurunan ke-14 berturut-turut, dengan populasi keseluruhan menurun 179.000 menjadi 58,85 juta.
Populasi yang menyusut dan menua merupakan kekhawatiran utama bagi negara terbesar ketiga di zona Euro. Ini menyebabkan penurunan produktivitas ekonomi dan biaya kesejahteraan yang lebih tinggi di negara dengan tagihan pensiun tertinggi di antara 38 negara Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan tersebut.
Pemerintah Perdana Menteri Giorgia Meloni sendiri telah menjadikan masalah ini sebagai prioritas sejak mengambil alih kekuasaan tahun lalu. Ia berjanji untuk memberikan dukungan kepada keluarga untuk meningkatkan angka kelahiran.
Untuk membantu keluarga, pemerintah pekan lalu mengesahkan paket tenaga kerja yang mencakup pengabaian pajak tahun ini atas tunjangan bagi karyawan dengan anak-anak, hingga maksimum 3.000 euro per pekerja.
Fenomena sekolah-sekolah yang tutup akibat angka kelahiran yang rendah juga terjadi di Jepang. Salah satunya SMP Yumoto, di Desa Ten-ei, Prefektur Fukushima, utara Jepang. Setelah kelulusan hanya dua orang siswa, SMP itu akan ditutup secara permanen setelah 76 tahun berdiri.