Beranda Feature Monyet dalam Cat Air, Duka Pandemi Gugah Empati

Monyet dalam Cat Air, Duka Pandemi Gugah Empati

Foto yang diabadikan pada 23 November 2025 ini menampilkan karya "Balinese Monkey 1" dari perupa Vonny Ratna Indah. (Xinhua/Prabowo Destyan)

0
Xinhua

   "Saya berkunjung ke Ubud saat pandemi, ketika aktivitas pariwisata berhenti total. Saya menjadi saksi bagaimana monyet-monyet itu berjuang untuk survive di tengah kesulitan, terutama mencari makan demi kelangsungan hidup," ujar Vonny, yang kerap muncul dalam berbagai pemberitaan media.

   Kala itu, puncak pembatasan akibat pandemi COVID-19 di Bali membuat jumlah pengunjung anjlok hampir 100 persen karena penutupan bandara dan larangan aktivitas nonesensial. Pariwisata sebagai nadi perekonomian Bali pun lumpuh dan mati suri.

   Menurut Vonny, pandemi berdampak bukan hanya pada manusia, tetapi juga hewan di sekitar mereka. Monyet-monyet di Ubud menjadi contoh nyata. Dari objek wisata unggulan di masa normal, mereka menjelma menjadi hewan yang "telantar" dan kerap bersinggungan dengan manusia karena terhimpit kondisi.

   "Ada alasan mengapa monyet-monyet itu turun ke jalan, mendatangi toko hingga rumah penduduk karena lapar dan kesulitan mendapatkan makanan. Biasanya wisatawan memberi makan, tetapi ketiadaan mereka sangat berpengaruh," ujar perupa berdarah Tionghoa tersebut.

   Lukisan "Balinese Monkey 2" menggambarkan "potret keluarga": tiga ekor monyet, salah satunya tengah disusui induknya, sementara seekor dewasa lain tampak melindungi. Karya berukuran 29,7 x 21 cm itu menekankan pentingnya peran keluarga untuk kelangsungan hidup melalui pembagian tugas sebagaimana juga terjadi pada manusia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here