“Tidak ada lagi perayaan berlebihan. Kita memilih berempati, karena duka ini bukan hanya milik Payakumbuh, tetapi juga 50 Kota, Agam, Tanah Datar, Pariaman, Pesisir Selatan, dan daerah lainnya di Sumbar,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa Pemko Payakumbuh akan menggelar zikir dan ceramah akbar pada 16 Desember mendatang sebagai upaya memperkuat kebersamaan serta memohon perlindungan agar daerah tersebut dijauhkan dari bencana. Wawako juga mengajak para pelajar untuk ikut berpartisipasi dengan berpakaian rapi dan sopan.
Di hadapan ribuan peserta istighotsah, Elzadaswarman kembali menegaskan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam membantu saudara-saudara yang terdampak. Ia bahkan meminta anak-anak untuk menyampaikan pesan kepedulian kepada keluarga di rumah.
“Duka masyarakat Sumatera Barat adalah duka kita bersama. Anak-anak hebat yang hadir hari ini, sentuhlah hati orang tua ketika pulang nanti. Sampaikan bahwa saudara kita membutuhkan uluran tangan,” tuturnya.
Pemko Payakumbuh mengapresiasi langkah Kemenag Kota Payakumbuh dan seluruh jajaran pendidikan yang dinilai menunjukkan kuatnya kebersamaan.
“Ini ikhtiar bersama kita semua. Seluruh masyarakat sekolah bergerak. Langkah ini menunjukkan kuatnya rasa kebersamaan kita,” tutupnya.
Kepala Kemenag Kota Payakumbuh, Hendri Yazid, menambahkan bahwa kegiatan dibuka dengan istighotsah dan muhasabah, kemudian dilanjutkan salat ghaib untuk para korban banjir dan longsor di Sumatera Barat.