CARAPANDANG - Israel secara terang-terangan menolak pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza utara, di mana sekitar 300.000-400.000 orang masih terlantar, kata koordinator kemanusiaan dan residen PBB Lynn Hastings di Palestina, Jumat.
“Pemerintah Israel sudah jelas bahwa mereka tidak ingin kami mengirimkan (bantuan) ke wilayah utara,” kata Hastings pada konferensi pers virtual di Jenewa, dilansir Anadolu.
“Jadi, staf PBB harus mengambil risiko keamanan untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa," kata dia menegaskan.
Pada 13 Oktober lalu, Israel menyerukan sekitar 1,1 juta penduduk Jalur Gaza di bagian utara untuk segera mengungsi ke wilayah Gaza selatan.
Hastings kembali menegaskan bahwa lebih dari 1 juta orang warga Palestina di Gaza utara tidak dapat dipindahkan begitu saja ke wilayah selatan di tengah risiko pemboman, layanan penting yang tidak memadai, dan tidak ada tempat berlindung yang aman.
“Kami harus bisa menyalurkan (bantuan) kepada warga (Palestina di utara) dan kami harus bisa menyalurkan bantuan ke mana pun masyarakat membutuhkan,” kata dia.
Dia mengatakan ada 74 truk yang telah memasuki Jalur Gaza sejak 7 Oktober, dan dia memperkirakan akan ada delapan truk lagi yang masuk hari ini.
Sebanyak 10 dan 20 truk setiap hari jelas tidak cukup, katanya. Ia mengatakan bahwa ada 450 truk bantuan kemanusiaan yang biasanya masuk ke Jalur Gaza setiap hari sebelum konflik pecah pada 7 Oktober.