"Selama lebih dari 15 tahun, pemerintah setempat menerima dana puluhan juta dolar dari donatur, tetapi mereka masih tidak dapat menyelesaikan masalah ini," ujarnya.
Otoritas Palestina, yang membayar pasokan listrik yang dialirkan ke Jalur Gaza dari Israel, menyalahkan Hamas atas krisis tersebut dan menganggap kelompok itu bertanggung jawab atas pengumpulan pendapatan listrik.
Jalal Ismail, kepala Otoritas Energi di Gaza, mengatakan kepada Xinhua bahwa "gelombang panas musim panas memperburuk krisis listrik saat ini dan semakin memperlihatkan defisit yang terjadi."
Namun, dia menilai bahwa "solusinya harus bersifat politis... krisis 15 tahun ini didasari oleh perpecahan internal antara Hamas dan Fatah, yang dikuasai oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas."
Untuk mengekspresikan kemarahan terkait krisis listrik ini, para aktivis lokal meluncurkan sebuah kampanye daring, yang menuntut solusi mendesak dari para pihak berwenang dan perusahaan listrik.
Lewat tagar "Fourth turbine" (Turbin keempat), kampanye itu menyebar di kalangan warga setempat, dengan puluhan ribu orang menyuarakan keluhan mereka di platform-platform media sosial. Beberapa warga Gaza membagikan foto dan video singkat tentang para warga lanjut usia dan anak-anak yang menderita akibat gelombang panas yang menyengat.