Seandainya Sabalenka menjadi pemenang pada pertandingan final yang dimainkan pada Minggu (16/7), ia akan menerima trofi dari Putri Catherine, istri Pangeran William.
Hal itu berpeluang terjadi setahun setelah para petenis Belarus dan Rusia dilarang mengikuti turnamen akibat invasi Rusia ke Ukraina. Belarus sendiri merupakan sekutu kunci bagi Rusia.
Sabalenka awalnya terlihat akan melenggang mulus ke final, setelah tampil bagus pada set pertama. Ia mampu bangkit dari tiga break point pada set pertama.
Petenis 25 tahun itu kemudian bangkit dari tertinggal 2-4 saat tiebreak, untuk mengamankan set pembukaan dalam waktu kurang dari satu jam.
Sabalenka kemudian mematahkan serve Jabeur untuk unggul 3-2 pada set kedua, ketika sang lawan melakukan double fault ketiganya.
Keunggulan itu membesar menjadi 4-2 sebelum Jabeur bangkit dan memenangi empat gim berikutnya untuk menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Semangat Sabalenka terlihat mengendur dan servenya dipatahkan pada gim keenam set penentuan, sebelum Jabeur memastikan kemenangan melalui match point kelima berkat service ace-nya.
Sabalenka melepaskan 39 pukulan winner namun melakukan 45 unforced error, ketika harapannya untuk menambah gelar Wimbledon ke dalam koleksi gelar juaranya kandas.