Jumlah tersebut akan terus bertambah menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. "Kami sudah menghitung rasio kebutuhan SPKLU terhadap jumlah kendaraan listrik sejak Lebaran 2022," ucap Adi.
Dia meyakini dengan jumlah yang ada sekarang, potensi antrean panjang sudah bisa dihindari karena hampir semua rest area utama di Indonesia sudah memiliki SPKLU.
Adi juga membuka peluang kerja sama dengan pihak swasta untuk mempercepat penyediaan SPKLU di berbagai daerah. Kolaborasi antara PLN dan pelaku usaha akan memperluas akses pengisian daya dan mendukung ekosistem kendaraan listrik nasional.
"Kami mengimbau swasta juga bisa ikut mendirikan SPKLU. PLN siap memfasilitasi perizinan dan koneksi jaringan listriknya agar masyarakat semakin mudah mendapatkan akses pengisian daya," ujarnya.
Dia menjelaskan, upaya PLN menambah SPKLU tidak hanya bertujuan memudahkan masyarakat, tetapi juga mendukung program pemerintah dalam percepatan transisi energi dan pengurangan emisi karbon menuju target Net Zero Emission (NZE) 2060.
"Kami ingin memastikan masyarakat bisa bepergian dengan nyaman menggunakan kendaraan listrik, sekaligus berkontribusi pada pengurangan emisi dan keberlanjutan energi bersih di Indonesia," kata Adi.
Dengan berbagai kesiapan tersebut, PLN optimistis libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 akan menjadi momentum penting dalam menunjukkan kesiapan ekosistem kendaraan listrik nasional yang semakin maju dan ramah lingkungan.