Anak tersebut mungkin juga memiliki keterampilan sosial dan perilaku yang buruk, disabilitas intelektual, koordinasi yang buruk, serta masalah memori, perhatian, dan suasana hati serta fitur wajah yang berbeda.
Sindrom alkohol janin sebelumnya hanya dikaitkan dengan konsumsi alkohol oleh ibu. Untuk mendiagnosis FAS, dokter saat ini hanya perlu memastikan apakah ibu pernah mengonsumsi alkohol selama hamil.
"Selama bertahun-tahun, tidak ada pertimbangan apa pun mengenai penggunaan alkohol pada pria. Dalam lima hingga delapan tahun terakhir, kami mulai memperhatikan bahwa ada kondisi tertentu di mana terdapat pengaruh ayah yang sangat kuat dalam hal paparan alkohol dan perkembangan janin,” kata Golding.
Konsumsi alkohol menyebabkan stres oksidatif yang mengganggu aktivitas sel normal tubuh. Jenis stres oksidatif yang sama terjadi bahkan selama penghentian, yang memperpanjang durasi efek alkohol pada tubuh lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya, jelas para peneliti.
Para peneliti yakin temuan ini akan memandu pasangan yang berencana untuk memiliki keturunan dengan menunjukkan kepada mereka kapan harus berhenti minum alkohol untuk menghindari cacat lahir. dilansir antaranews.com