Mereka berharap perusahaan bisa melanjutkan kegiatan konstruksi dan memulai tahapan produksi sesuai jadwal. "Saya rasa pemberian tali asih ini sudah sesuai. Yang penting ada tali asih pagi penambang. Kami tahu ini [lokasi kegiatan kami] tanah milik negara," kata Walson Samarang, salah satu penambang yang berkegiatan di Kolokoa.
Dirinya berharap perusahaan nantinya akan merekrut tenaga kerja lokal sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki. "Kami berharap kalau ada lowongan kerja, masyarakat Hulawa diprioritaskan. Semoga nanti juga ada program pemberdayaan ekonomi dan masyarakat," tambahnya.
Proses pemberian tali asih ini dimulai dengan wawancara, di mana penambang menjelaskan kegiatannya dan properti yang dioperasikan. Penambang juga menjelaskan kapan mereka mulai berkegiatan dan kapan mereka berhenti, jika memang mereka sudah tidak berkegiatan.
Beberapa undangan tidak bisa menjelaskan secara gamblang, karena mereka ternyata mewarisi lokasi dan properti dari orangtua mereka.
Saat verifikasi lapangan, mereka pun kesulitan menunjukkan lokasi paretan atau pasolo karena sudah hilang atau lokasi ditumbuhi tanaman semak akibat ditinggal terlalu lama.
Sementara itu, salah satu penambang yang menerima uang tali asih Idris Rifai mengatakan dirinya mendukung penuh kegiatan perusahaan karena akan membawa manfaat bagi masyarakat Kabupaten Pohuwato.