"Memori tentang ayah masih terus mendorong saya untuk menjadi lebih baik. Ketika saya melakukan latihan tambahan, saya berkata kepada diri sendiri, 'Saya melakukan ini untuk ayah'. Itu motivasi yang bagus," tutur Lewandowski yang selalu mendedikasikan golnya untuk Krzysztof.
Percaya diri
Kemampuan teknis, fisik dan taktik Lewandowski yang berkembang membuatnya semakin percaya diri. Dia mengetahui potensinya dan menyadari bahwa dia bukan lagi sosok anak kecil kurus dan pendek yang masa depannya di lapangan hijau sempat diragukan orang.
Itulah alasan kenapa Lewandowski tidak tumbang saat dihajar cedera lutut yang berujung dilepasnya dia klub Legia Warsawa II pada bulan keenam 2006 atau kala umurnya masih 17 tahun.
Tidak lama setelah itu, Lewandowski yang mendapatkan sokongan penuh dari ibunya berhasil menembus tim utama klub divisi tiga Znicz Pruszkow setelah direkrut pada Juli 2006.
Setelah pulih, Lewandowski melesakkan 15 gol di liga pada musim perdananya bersama Znicz dan membantu klub tersebut promosi ke divisi dua. Di divisi dua itu, Lewandowski membuat total 21 gol yang membuat dirinya dilirik dan direkrut tim liga utama Polandia Ekstraklasa, Lech Poznan.
Dari Lech Poznan, arus kehidupan membawa Lewandowski ke pelabuhan prestasi. Memperkuat Borussia Dortmund di Liga Jerman Bundesliga pada tahun 2010-2014, dia membawa tim itu meraih dua gelar juara liga, satu kali DFB Pokal, satu kali DFL Supercup dan "runner up" Liga Champions UEFA.