CARAPANDANG - Kementerian Luar Negeri Rusia pada Jumat (9/6) menyatakan telah memanggil duta besar Jepang terkait keputusan Tokyo untuk memasok peralatan militer ke Ukraina.
Jepang telah mendukung sanksi militer terhadap rival lamanya di kawasan Asia Timur itu setelah Moskow melakukan kampanye militer di Ukraina.
Pada Mei, Jepang berjanji ke Ukraina untuk mengirim sekitar 100 kendaraan tipe militer setelah pernah mengirim peralatan perlindungan, seperti helm dan rompi antipeluru.
Namun, Moskow menyatakan Tokyo telah memasok kendaraan lapis baja serta kendaraan untuk semua medan.
"Disampaikan kepada pihak Jepang bahwa langkah ini akan mengarah kepada eskalasi permusuhan dan bakal lebih meningkatkan jumlah korban manusia dari rezim Kiev," kata Kemenlu Rusia dalam sebuah pernyataan.
Aturan ekspor Jepang melarang perusahaan-perusahaan dari negara tersebut untuk menjual barang-barang mematikan ke luar negeri.
Kedubes Jepang menyatakan bahwa Duta Besar Jepang untuk Rusia, Toyohisa Kozuki, telah menyampaikan kepada Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrei Rudenko bahwa upaya Moskow untuk mengelakkan kesalahan atas dampak konflik tersebut "sama sekali tidak masuk akal dan sama sekali tidak dapat diterima".
"Agresi Rusia terhadap Ukraina, sebagai sebuah upaya secara sepihak untuk mengubah status quo dengan kekerasan, jelas adalah pelanggaran aturan internasional dan sama sekali tidak dapat diterima," kata Kozuki seperti dikutip Kedubes Jepang.