CARAPANDANG.COM, NEW YORK CITY -- Delta Air Lines pada Rabu (3/12) mengatakan bahwa pihaknya memperkirakan mengalami penurunan laba sekitar 200 juta dolar Amerika Serikat (AS) (1 dolar AS = Rp16.632) pada kuartal keempat (Q4) akibat penutupan (shutdown) pemerintah federal AS baru-baru ini.
Shutdown selama 43 hari, yang mendorong sejumlah regulator untuk membatasi lalu lintas udara di bandara utama bulan lalu, akan mengurangi pendapatan perusahaan itu sekitar 25 sen per saham, kata CEO Delta Ed Bastian kepada para investor.
Shutdown pemerintah terlama sepanjang sejarah AS itu, yang berakhir pada 12 November, berdampak pada puluhan ribu penerbangan di seluruh negara itu. Pada awal November lalu, Administrasi Penerbangan Federal (Federal Aviation Administration/FAA) memerintahkan pengurangan jumlah penerbangan di 40 bandara tersibuk karena kekurangan staf pengatur lalu lintas udara (air traffic controller).
Selama 10 hari pembatasan penerbangan tersebut, pemesanan Delta turun 5 persen hingga 10 persen, dengan perjalanan bisnis melemah dan pengembalian dana melonjak, kata Bastian.
Namun, maskapai yang berkantor pusat di Atlanta itu pulih dengan cepat dengan pertumbuhan pemesanan kembali ke ekspektasi sebelumnya setelah shutdown itu dicabut, katanya, seraya menambahkan bahwa permintaan terlihat kuat menuju tahun depan.