Di saat warga negara Singapura bebas mengunjungi 192 destinasi, warga negara Afghanistan yang berada di posisi terakhir hanya bebas memasuki 27 destinasi.
“Paspor lebih dari sekadar dokumen perjalanan yang menentukan kebebasan. Paspor yang kuat juga memberikan kebebasan finansial yang signifikan dalam peluang bisnis dan investasi internasional,” Chairman Henley & Partners, Dr Christian H. Kaelin mengatakan dikutip dari Condé Nast Traveller.
Pernyataan itu disampaikan mengingat saat ini, globalisasi mendorong setiap negara untuk menjalin hubungan satu sama lain dalam kerja sama ekonomi.
Tujuannya pun adalah kemajuan ekonomi masing-masing negara dan stabilitas regional. Dengan demikian, prospek perkembangan interaksi global masing-masing negara dipengaruhi oleh kekuatan paspornya.
Paspor ini menjadi penentu “ruang gerak” seseorang dalam mengunjungi negara lain dan melakukan kegiatan ekonomi dengan negara tersebut.