Beranda Politik Tidak Realistis Jika PSI Jadi Kendaraan Politik Jokowi untuk Lawan PDIP

Tidak Realistis Jika PSI Jadi Kendaraan Politik Jokowi untuk Lawan PDIP

Secara fakta PDI Perjuangan adalah partai pemenang pemilu tiga pemilu berturut-turut.  Sedangkan PSI partai baru yang tidak lolos masuk di ke gedung Parlemen Senayan Jakarta.

0
Ilustrasi/ Istimewa

CARAPANDANG - Wacana Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, bakal menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), disinyalir untuk menyaingi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Menurut pengamat politik Citra Institute, Efriza, tidak realistis kalau PSI menjadi kendaraan politik Jokowi untuk melawan PDIP yang memecatnya sebagai anggota.

"Sentimen negatif terakhir adalah ia (Jokowi) hanya ingin menandingi Megawati. PSI dianggap sebagai lawan yang sepadan dengan PDIP," ujar Efriza seperti dilansir RMOL, Senin, 26 Mei 2025.

Dia mengatakan, secara fakta PDI Perjuangan adalah partai pemenang pemilu tiga pemilu berturut-turut.  Sedangkan PSI partai baru yang tidak lolos masuk di ke gedung Parlemen Senayan Jakarta. Sehingga jelas antara PDI Perjuangan dan PSI kelasnya sudah jauh berbeda. 

"Padahal kelas PDIP lebih tinggi, matang, dan sangat dekat sama rakyat ketimbang PSI," ujarnya. 

Selanjutnya, Magister Ilmu politik Universitas Nasional itu menjelaskan dilihat dari segi latar belakang politik, PSI berdiri ketika Jokowi telah menjadi Presiden, dan baru mengikuti pemilihan umum (pemilu) satu kali. "Sementara jangan lupakan pula PDIP adalah partai ideologis di Indonesia, partai lama yang besar," imbuhnya. 

Maka itu, dia meyakini langkah Jokowi akan sia-sia apabila bermaksud mengambil kendali PSI hanya untuk membalaskan dendam kepada PDIP. "Jadi sehebat apapun PSI citranya tidak akan sehebat dan sebesar PDIP," tandas Efriza.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here