CARAPANDANG - Saat krisis di Sudan terus berlanjut, terdapat amarah yang memuncak di kalangan warga Amerika Serikat (AS) karena merasa ditelantarkan oleh pemerintahnya dan dibiarkan menangani situasi rumit dan berbahaya itu sendirian.
"Kendati sejumlah negara mengevakuasi warga mereka, Pemerintah AS terus mengatakan bahwa kondisinya tidak kondusif untuk melaksanakan evakuasi sipil," melansir CNN, Kamis (27/4). Laporan tersebut menyatakan semua personel Pemerintah AS telah dievakuasi dalam sebuah operasi militer pada akhir pekan ini. Sejumlah pejabat AS menyampaikan bahwa mereka menjalin komunikasi yang erat dengan warga AS dan secara aktif memfasilitasi pemulangan mereka dari Sudan.
Menurut wawancara terhadap sejumlah masyarakat yang keluarganya berada antara puluhan warga AS di Sudan itu, mereka menuturkan hampir tidak ada bantuan sama sekali dari Departemen Luar Negeri AS sejak kekerasan mematikan antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) meletus lebih dari sepekan lalu.
"Sejujurnya, Departemen Luar Negeri AS tidak berguna, sama sekali tidak berguna, selama periode ini," ujar Imad, yang meminta nama belakangnya dirahasiakan. Orang tua Imad sedang melakukan perjalanan dari Khartoum menuju Mesir.
"Kami mengharapkan Departemen Luar Negeri AS memberikan semacam panduan, namun panduan itu hanyalah templat, hanya tempat perlindungan yang didirikan, tidak ada informasi penting yang diberikan," ujar Imad.