CARAPANDANG - Kelompok penyintas bom atom Jepang mengecam keras perintah Presiden AS Donald Trump untuk memulai uji coba nuklir. Kelompok tersebut menyebut perintah Trump “sangat tidak dapat diterima”, dikutip dari CAN, Jumat (31/10/2025).
Lebih dari 200.000 orang tewas ketika AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki selama Perang Dunia II. Para penyintas, atau dikenal “hibakusha”, menghadapi trauma fisik dan psikologis puluhan tahun serta stigma sosial akibat menjadi korban.
Trump mengumumkan perintah uji nuklir pada Kamis (30/10/2025), dengan tujuan menyamai kemampuan nuklir China dan Rusia. Menanggapi hal ini, Nihon Hidankyo mengirim surat protes ke kedutaan AS di Jepang.
Ia menegaskan bahwa arahan tersebut bertentangan dengan upaya global menciptakan dunia damai tanpa senjata nuklir. Wali Kota Nagasaki, Shiro Suzuki, juga mengecam langkah Trump, mengatakan bahwa hal itu menginjak-injak kerja keras dunia untuk dunia bebas nuklir.
Selain itu, dua kelompok penyintas bom atom lainnya di Hiroshima juga menentang rencana uji coba nuklir tersebut. Ia juga menuntut agar eksperimen semacam itu tidak dilakukan.
Mereka menegaskan bahwa dalam perang nuklir tidak ada pemenang atau pecundang, dan seluruh umat manusia akan menjadi pecundang. Kelompok-kelompok tersebut menyoroti kehancuran Hiroshima dan Nagasaki sebagai bukti betapa tidak kemanusiaannya senjata nuklir.
 
                                                 
                                        
                                     
                 
                                             
                                             
                                             
                                            