Di pasar mata uang, dollar AS menguat terhadap yen setelah Bank of Japan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi, memperkecil kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut. Indeks dollar naik 0,52% ke level 100,19, sementara dollar menguat 1,72% terhadap yen di level 145,53. Di sisi lain, euro melemah 0,34% ke $1,1289. Secara keseluruhan, dollar masih mencatat pelemahan sekitar 8,5% terhadap sekeranjang mata uang utama sepanjang tahun ini.
Imbal hasil obligasi AS bertenor panjang mengalami kenaikan seiring data manufaktur yang menunjukkan tekanan rantai pasok akibat tarif, sehingga memperkecil peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat. Yield obligasi 10-tahun naik 4,3 basis poin ke 4,218%, sedangkan yield obligasi 30-tahun naik 4,5 basis poin ke 4,7248%. Untuk tenor pendek 2-tahun, yield melonjak 8 basis poin ke 3,701%.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah AS berbalik menguat dan ditutup naik 1,77% di $59,24 per barel, sementara Brent menguat 1,75% ke $62,13 per barel, seiring meredanya kekhawatiran akan pelemahan permintaan. Sebaliknya, harga emas mengalami tekanan dan turun ke level terendah dua minggu terakhir akibat mencairnya ketegangan perdagangan. Emas spot turun 1,82% ke $3.227,78 per ons, sementara emas berjangka AS terkoreksi 2,76% menjadi $3.213,80 per ons.
Prospek Harga Emas Hari Jumat (02/05)