Menanggapi masukan tersebut, Sekda Medison menyampaikan apresiasi dan menyambut baik dukungan dari PGRI dan Dewan Pendidikan. Menurutnya, kemajuan pendidikan tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah semata.
“Kami sangat menghargai kepedulian ini. Untuk memajukan pendidikan, diperlukan kolaborasi dari semua pihak, terutama dari PGRI dan Dewan Pendidikan,” ujar Medison.
Lebih lanjut, Sekda Medison mengungkapkan bahwa tantangan sektor pendidikan di Kabupaten Solok cukup kompleks. Berdasarkan data BPS Kabupaten Solok tahun 2023, IPM Kabupaten Solok termasuk yang terendah di Sumatera Barat.
“Wilayah kita luas, jumlah satuan pendidikan juga banyak. Kita punya 344 SD negeri, 21 SD swasta. Selain itu kita punya 67 SMP Negeri dan 6 SMP Swasta. Dan ada lagi sekolah yang dikelola oleh Kementrian Agama. Semua itu harus menjadi perhatian serius dari kita untuk meningkatkan kualitas pendidikan Kabupaten Solok" ujar Medison.
Tak hanya itu, menurut Sekda lagi, semua sekolah tersebut tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Solok, bahkan masih ada yang berada di wilayah blank spot.
"Dari sekian banyak sekolah di Kabupaten Solok masih ada sampai yang berada di kawasan Blank spot. Dan Alhamdulillah 6 lokasi yang sebelumnya blank spot kini sudah bisa mereka mengakses Internet. Tentu kawasan yang masih masuk blank spot, akan terus menjadi perhatian Pemerintah Daerah. Ini tentu menjadi tantangan tersendiri yang harus kita hadapi bersama,” imbuhnya.