Saat ini, HIPERMI telah berhasil mengekspor bumbu rendang ke Jerman sebanyak dua ton selama tiga tahun terakhir, dan ke Australia sebanyak 300 kilogram melalui jalur udara, serta tengah menjajaki pengiriman lewat laut. Selain itu, HIPERMI juga telah menjalin kerja sama dengan BPKH untuk penyediaan rendang bagi jamaah haji dan umrah di Arab Saudi.
Menurut Mahyeldi, rendang kini memiliki 78 varian rasa, yang berasal dari empat bahan utama: daging sapi atau kerbau, unggas, tumbuhan, serta hasil laut. Keragaman ini menjadi bukti bahwa kuliner Minangkabau memiliki daya saing global yang kuat.
Selain kuliner, Gubernur juga mendorong kerja sama lintas sektor seperti gambir, kopi, kakao, peternakan, sulaman, bordir, dan pariwisata. “Semoga kerja sama yang kita bangun hari ini membawa manfaat besar bagi pengusaha rendang, UMKM, dan masyarakat di kedua daerah,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Rafdinal menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat atas dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Ia menilai acara tersebut menjadi wadah penting untuk memperkuat silaturahmi dan kolaborasi ekonomi antara Sumatera Barat dan Malaysia.
“Kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi yang diharapkan mampu memperkuat kerja sama ekonomi dan sosial masyarakat,” ujar Rafdinal. Ia juga menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dalam penyelenggaraan acara, seraya mengutip pepatah, “tidak ada gading yang tak retak.”