CARAPANDANG - Presiden Venezuela Nicolás Maduro mengecam keras latihan militer gabungan Amerika Serikat (AS) di Trinidad dan Tobago yang digelar pada Minggu (16/11). Dalam pidato di hadapan pendukungnya di Petare, Caracas, Maduro menyatakan manuver militer AS tersebut sebagai tindakan "tidak bertanggung jawab" dan menuduhnya sedang melakukan "perang kriminal".
Kritik Maduro disampaikan amid meningkatnya ketegangan di kawasan Karibia. Ia juga mengirim pesan langsung kepada warga Trinidad dan Tobago, mempertanyakan apakah mereka akan terus membiarkan wilayahnya digunakan untuk mengancam perdamaian regional.
"Rakyat Trinidad dan Tobago akan melihat apakah mereka akan terus membiarkan air dan tanah mereka digunakan untuk secara serius mengancam perdamaian Karibia," ujar Maduro, seperti dikutip dari elimparcial.com.
Maduro pun mendorong pendukungnya untuk melakukan "vigilia" atau pengawasan terus-menerus selama latihan militer berlangsung. Ia menekankan mobilisasi dilakukan dengan semangat patriotik, damai, dan tidak terprovokasi.
Latihan militer selama lima hari ini merupakan kelanjutan dari pengiriman kapal perusak berpeluncur rudal AS ke Trinidad dan Tobago bulan lalu, yang sebelumnya telah dikecam Venezuela sebagai "provokasi militer".
Merespons tuduhan tersebut, Menteri Luar Negeri Trinidad dan Tobago Sean Sobers menegaskan bahwa latihan ini bukan persiapan aksi militer terhadap Venezuela.