Bloomberg mengutip Jen Barnett, pakar emigrasi dan pendiri Expatsi, sebuah perusahaan yang membantu warga AS mencari tahu bagaimana mereka secara nyata dapat meninggalkan negara itu.
Foto: Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei melambaikan tangan selama pertemuan di Teheran, Iran, 27 Oktober 2024. (via REUTERS/Office of the Iranian Supreme Le)
Mengutip Reuters, Pentagon (Markas Departemen Pertahanan AS) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pengerahan akan dilakukan dalam beberapa bulan mendatang. Ini menunjukkan fleksibilitas pergerakan militer AS di seluruh dunia.
Seperti dilansir AlJazeera, Sabtu (2/11/2024), kantor media pemerintah menambahkan bahwa dua bangunan bertingkat itu menampung sedikitnya 170 orang saat menjadi sasaran.
Melansir Al-Jazeera dan BBC, serangan besar-besaran terjadi Rabu sore waktu setempat setelah militer Israel memerintahkan 85.000 penduduk meninggalkan kota. Asap hitam besar dilaporkan membumbung di udara di mana 19 orang dilaporkan tewas, termasuk delapan wanita.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan menghadiri pelantikan presiden baru negara itu terlepas dari siapa pun yang akan memenangkan pemilu pekan depan, kata Gedung Putih.
Rumah Sakit Kamal Adwan, salah satu fasilitas kesehatan utama di Gaza utara, menghadapi gelombang pasien trauma akibat konflik yang tak kunjung reda, menurut penilaian terbaru WHO.
Malaysia mengecam keras RUU Parlemen Israel (Knesset) yang melarang Badan Bantuan dan Pekerjaan untuk Pengungsi Palestina di Asia Barat (UNRWA) beroperasi di Wilayah Pendudukan Yerusalem, Tepi Barat dan Gaza.
Ini akibat pemilu sela, yang dilakukan akhir pekan lalu. Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa dan memegang kendali pemerintahan, gagal mengamankan mayoritas suara dalam pemilihan majelis rendah pada 27 Oktober.
Selain di Gaza, Israel juga dilaporkan akan kembali menyerang Iran. Ini merupakan gelombang kedua serangan setelah sebelumnya Israel menembakkan puluhan rudal ke Negeri Para Mullah, Sabtu, 26 Oktober lalu.