CARAPANDANG - Jumlah korban tewas akibat banjir dan tanah longsor di Provinsi Sumatra Barat bertambah menjadi 19 orang, sedangkan tujuh orang lainnya masih dinyatakan hilang, kata seorang pejabat senior badan penanggulangan bencana pada Sabtu (9/3).
Banjir dan tanah longsor melanda provinsi itu sejak Kamis (7/3) karena sungai-sungai tidak dapat lagi menampung volume air yang besar akibat hujan lebat, kata Muharrindo Idwan, pejabat senior di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatra Barat.
"Sebagian besar korban ditemukan di Kabupaten Pesisir Selatan. Sebanyak 16 jenazah ditemukan di sana dan tujuh orang lainnya masih dinyatakan hilang. Sisa korban meninggal lainnya ditemukan di Kabupaten Pariaman," kata Idwan kepada Xinhua melalui sambungan telepon, menambahkan bahwa dua warga juga mengalami luka-luka di Kabupaten Pariaman.
"Para korban tidak hanya terseret arus deras, tetapi juga tertimbun tanah longsor," lanjutnya.
Arus sungai yang deras menyebabkan 16 jembatan ambruk dan terendam, memutus jalan, dan menghanyutkan sejumlah rumah, sehingga menghambat distribusi bantuan bagi warga yang terdampak, tambah Idwan.
Penyaluran bantuan harus dilakukan melalui akses lain, yang membutuhkan waktu lebih lama, tutur Idwan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Sumatra Barat Fajar Sukma pada Sabtu mengatakan banjir telah surut, namun puluhan ribu rumah masih terendam air.