CARAPANDANG - Pasukan Amerika Serikat menyita sebuah kapal tanker minyak di lepas pantai Venezuela dalam eskalasi tekanan terhadap pemerintahan Presiden Nicolás Maduro. Pemerintah Venezuela mengecam aksi tersebut sebagai "tindakan pembajakan internasional."
Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi operasi itu pada Rabu (11/12), menyebut kapal yang disita sebagai "tanker sangat besar, yang terbesar yang pernah disita."
Ia menambahkan penyitaan dilakukan dengan "alasan yang sangat baik," namun tidak merinci kepemilikan kapal.
Juru Bicara Pemerintah AS, Pam Bondi, dalam pernyataannya menyebutkan bahwa FBI, Investigasi Keamanan Dalam Negeri (HSI), dan Penjaga Pantai AS, dengan dukungan Departemen Pertahanan, telah mengeksekusi surat perintah penyitaan untuk kapal tanker minyak mentah yang digunakan untuk mengangkut minyak, ini merupakan sanksi dari Venezuela dan Iran.
Kapal itu telah dikenai sanksi AS selama "beberapa tahun" karena keterlibatannya dalam "jaringan pengiriman minyak ilegal yang mendukung organisasi teroris asing."
Pemerintah Venezuela membalas dengan pernyataan keras, menyebut penyitaan itu sebagai "pencurian terang-terangan dan tindakan pembajakan internasional."
Mereka menuduh motif sebenarnya dari agresi AS adalah untuk menguasai sumber daya alam Venezuela. Presiden Maduro, dalam pidato di Caracas, mendesak warga untuk bersiap "memukul gigi kekaisaran Amerika Utara jika diperlukan."