CARAPANDANG.COM -- Beberapa wilayah di Asia Selatan dan Tenggara mengalami banjir terparah dalam beberapa tahun terakhir akibat hujan deras berkepanjangan yang disertai siklon tropis, dengan Indonesia, Sri Lanka, dan Thailand melaporkan total korban jiwa melampaui 1.400 orang, dan hampir 900 orang masih dinyatakan hilang.
Kerentanan yang disebabkan oleh ulah manusia diyakini telah memperparah dampak kerusakan yang diakibatkan banjir terlepas dari curah hujan terbilang tinggi. Hal ini mendorong para pakar untuk menyerukan penguatan sistem peringatan dini, fasilitas penampungan, dan rencana mitigasi bencana.
Seorang petugas penyelamat berjalan menerjang banjir untuk membawa pasokan bantuan bagi warga yang terdampak bencana di sebuah tempat penampungan sementara di Medan, Provinsi Sumatra Utara, pada 29 November 2025. (Xinhua/Saddam)
JATUHNYA BANYAK KORBAN JIWA
Hingga Rabu (3/12), 770 orang tewas dan 463 lainnya dinyatakan hilang akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi di provinsi Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh.
Di Sri Lanka, jumlah korban tewas akibat cuaca ekstrem yang dipicu oleh Siklon Ditwah bertambah menjadi 479 orang, dengan 350 orang lainnya masih dinyatakan hilang, sementara lebih dari 1,6 juta orang dari 455.405 keluarga terdampak di seluruh negeri.