CARAPANDANG - Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (Fed) menaikkan target suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25 persen ke kisaran 4,75 persen-5 persen, atau level tertinggi sejak Oktober 2007. Dalam pernyataan resmi setelah menggelar pertemuan (FOMC) 21-22 Maret 2023, The Fed mengatakan inflasi tetap tinggi dan bank sentral tetap sangat memperhatikan risiko inflasi. Di sisi lain masalah perbankan dapat menyebabkan kondisi kredit mengetat dan membebani pertumbuhan ekonomi.
"Sistem perbankan AS sehat dan tangguh… perkembangan baru-baru ini cenderung menghasilkan kondisi kredit yang lebih ketat untuk rumah tangga dan bisnis dan membebani aktivitas ekonomi, perekrutan dan inflasi. Tingkat dampak ini tidak pasti,” kata para pejabat The Fed dalam pernyataan kebijakan mereka, mengutip Yahoo Finance, Kamis (23/3/2023).
The Fed menegaskan komite bank sentral mengantisipasi bahwa beberapa penguatan kebijakan tambahan mungkin tepat untuk mencapai sikap kebijakan moneter yang ketat demi mengembalikan inflasi menjadi 2 persen dari waktu ke waktu Pejabat Fed juga tidak mengubah seberapa tinggi proyeksi mereka terhadap kenaikan suku bunga, mempertahankan suku bunga puncak untuk tahun ini dalam kisaran 5 persen-5,25 persen, sama seperti yang diproyeksikan pada Desember 2022.