Pembaharuan kurikulum harus memperhatikan konteks sosial dan budaya setempat. Kurikulum harus mencerminkan nilai-nilai dan identitas lokal, serta mempromosikan pemahaman, penghargaan, dan inklusi terhadap keanekaragaman budaya. Pengintegrasian aspek sosial dan budaya dalam kurikulum akan membantu meningkatkan relevansi dan kebermanfaatan pendidikan bagi peserta didik.
Kurikulum yang diperbaharui harus memiliki fleksibilitas dan adaptabilitas untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan dunia. Pembaharuan kurikulum tidak boleh bersifat statis, tetapi harus dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi, perubahan sosial, dan kebutuhan masa depan. Ini memungkinkan kurikulum tetap relevan dan responsif terhadap tuntutan yang terus berkembang.
Sebagai refleksi terhadap dinamika dan proyeksi keberhasilan Merdeka Belajar yang telah berjalan, berikut beberapa aspek yang dapat diperhatikan. Peningkatan Kemandirian Peserta Didik: Merdeka Belajar telah mendorong peserta didik untuk lebih mandiri dalam mengelola proses pembelajaran mereka. Dengan kebebasan yang diberikan, peserta didik dapat mengambil inisiatif, mengatur waktu belajar, dan mengambil tanggung jawab atas pencapaian hasil belajar mereka. Hal ini diharapkan dapat membantu peserta didik mengembangkan keterampilan mandiri yang penting dalam kehidupan mereka.