Ia menyampaikan dalam waktu dekat akan melihat dari dekat seperti apa sungai yang bisa menyebabkan luapan air. “Lain waktu saya akan datang dan melihat titik masuk air. Bila sudah tertimbun atau dangkal, maka akan dilakukan normalisasi. Olehnya akan dipastikan dulu seperti apa kondisi sungai tersebut, dan saya akan turun langsung”, jelasnya.
Pada kesempatan itu, Bupati Saipul mengingatkan warga untuk tetap waspada terutama di musim penghujan seperti ini.
Meski diakui banjir yang terjadi ini di luar dugaan karena sudah puluhan tahun sejak kejadian pertama, akan tetapi meningkatkan kewaspadaan perlu jadi perhatian.
“Semoga saja tidak terjadi lagi banjir seperti ini, karena kejadian malam tentu sangat beresiko tinggi. Kepada pemerintah kecamatan dan pemerintah desa agar dapat melakukan pemantauan intensif terhadap daerah-daerah rawan banjir lainnya di Kecamatan Randangan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir susulan”, harapnya.
Menurut Kades Patuhu, Zulkarnain Duawulu, banjir yang merendam sekitar 24 rumah di Dusun Dunga, akibat curah hujan yang tinggi sejak pukul 14.00 WITA.
“Air kiriman dari Desa Sari Murni dan Desa Banuroja mulai masuk ke pemukiman setelah salat Magrib dengan ketinggian sekitar 75 cm. Air baru bisa reda setelah salat Isya, itupun masih ada yang tersisa, karena saat ini air masih mengalir terus”, terangnya.