Sebelumnya, Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS melaporkan inflasi PCE pada Januari lalu naik tercatat 2,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan mencapai 0,3% secara bulanan (month-to-month/mtm). Angka bulanan lebih tinggi dari periode Desember 2023 yang tumbuh 0,1%, namun secara tahunan lebih rendah dari Desember 2023 yang tumbuh 2,6%.
Angka ini juga sudah sesuai dengan ekspektasi pasar, yang memperkirakan inflasi PCE tumbuh 0,3% (mtm) dan 2,4% (yoy).
Sementara untuk inflasi PCE inti,yang tidaktermasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, juga kembali naik menjadi 0,4% dan tentunya sudah sesuai dengan ekspektasi pasar.
Hal ini membuat pelaku pasar telah memundurkan ekspektasi penurunan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Juni 2024.
Data inflasi yang melambat juga membuat indeks dolar AS dan imbal hasil US Treasury jatuh.
Indeks dolar jatuh ke 103,86 atau terendah sejak 1 Februari 2024. Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun ambruk ke level terendah dalam tiga minggu ke 4,18.Dolar yang melemah membuat emas semakin terjangkau untuk dibeli sehingga meningkatkan pembelian. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga melemahnya imbal hasil US Treasury membuat emas lebih menarik.
Analis independen Tai Wong menjelaskan harga emas melonjak karena pelaku pasar optimis The Fed akan segera memangkas suku bunga.