Emas mencapai rekor tertinggi pada perdagangan Selasa dipicu oleh meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga AS pada bulan Juni 2024 dan permintaan safe-haven akibat konflik di Timur Tengah.
"Alasan utamanya adalah kita melihat pasar semakin percaya bahwa penurunan suku bunga The Fed akan segera terjadi," ujar Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, kepada Reuters.
"Pasar harus sedikit lebih yakin agar emas bisa bergerak lebih tinggi, namun pada kuartal kedua, kami pikir harga bisa mencapai lebih dari US$ 2.300," tambah Melek.
Emas, yang sering digunakan sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan, telah naik lebih dari US$ 300 dolar sejak dimulainya perang Israel-Hamas.
"Risiko geopolitik yang muncul dari Laut Merah dan tahun dengan kalender pemilu yang padat secara global kemungkinan akan menunjukkan berlanjutnya penguatan permintaan ritel terhadap emas," ujar Nitesh Shah, ahli strategi komoditas di WisdomTree, kepada Reuters.
"Kami tidak akan terkejut jika emas mengembalikan sebagian dari keuntungannya karena The Federal Reserve AS sedang membicarakan penurunan suku bunga dalam waktu dekat, namun ketika penurunan suku bunga terlihat pasti, kami memperkirakan emas akan diperdagangkan lebih tinggi secara signifikan," tambah Shah.