CARAPANDANG - Harga emas bergerak lebih rendah pada awal perdagangan hari ini, jelang penantian data pengangguran hingga non-farm payrolls Amerika Serikat (AS).
Pada perdagangan Kamis (1/2/2024) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,87% di posisi US$ 2054,89 per troy ons. Kenaikan ini menjadi penguatan selama empat hari beruntun dalam pekan ini. Harga tersebut juga menjadi yang tertinggi sejak 2 Januari 2024 atau sebulan terakhir.
Sementara, hingga pukul 06"32 WIB pada Jumat (2/2/2024), harga emas di pasar spot masih menguat tipis 0,05% ke posisi US$ 2055, 84 per troy ons.
Emas menguat ke level tertinggi satu bulan pada perdagangan Kamis kemarin. Menguatnya emas di tengah masih galaknya The Fed bukanlah hal yang umum. Emas biasanya langsung layu begitu The Fed menunjukkan sikap hawkishnya.
Seperti diketahui, The Fed kembali menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50%. The Fed juga mengisyaratkan belum akan memangkas suku bunga acuan pada Maret mendatang.
Keputusan The Fed menahan suku bunga ini merupakan yang keempat kalinya dalam empat pertemuan terakhir. Keputusan juga sejalan dengan ekspektasi pasar.
The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli tahun ini sebelum menahannya pada September, November, Desember 2023, dan Januari.
The Fed dalam pernyataan resminya mengatakan pemangkasan suku bunga tidak layak dilakukan selama mereka belum yakin jika inflasi bergerak ke arah 2%.