Data pemerintah yang direvisi menunjukkan pada Jumat bahwa harga konsumen bulanan AS naik kurang dari perkiraan awal pada Desember. Pelaku pasar sekarang menunggu indeks harga konsumen (CPI) atau inflasi AS untuk bulan Januari, yang akan dirilis pada Selasa malam pekan ini (13/2/2023). Di Indonesia, rilis inflasi AS hanya berselang beberapa jam dari pemungutan suara pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Data inflasi ini akan menjadi pegangan pelaku pasar emas untuk menebak arah kebijakan The Fed. Pasalnya, inflasi merupakan salah satu indikator yang menjadi penentu kebijakan The Fed.
Inflasi AS periode Desember 2023 mencapai 3,4% (year on year/yoy) lebih tinggi dibandingkan periode November 2023 sebesar 3,1%.
Perangkat CME FedWatch Tool menunjukkan hanya 17,5% pelaku pasar memproyeksi The Fed akan memangkas suku bunga pada Maret mendatang. Padahal, probalitas pemangkasan masih mencapai 70% pada tiga pekan lalu.
Sementara menurut alat CME Fedwatch, para pelaku pasar kini melihat peluang penurunan suku bunga sebesar 61% di bulan Mei 2024. Suku bunga yang lebih rendah dapat mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. dilansir cnbcindonesia.com