Harga emas mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$ 2.194,99 per troy ons setelah sebuah laporan menunjukkan peningkatan tingkat pengangguran AS dan penurunan kenaikan upah meskipun terjadi percepatan pertumbuhan lapangan kerja pada bulan Februari.
"Kami masih percaya premis dasar yang sama tetap ada, yaitu kombinasi dari ekspektasi bahwa The Fed masih akan menurunkan suku bunga akhir tahun ini dan melemahnya dolar," ujar David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, kepada Reuters.
Dalam sepekan kemarin indeks dolar terus mengalami penurunan, membuat emas lebih murah bagi pembeli luar negeri, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun ke level terendah dalam lebih dari satu bulan dengan menyentuh level terendah 4,04%.
Menurut alat FedWatch, para pelaku pasar meningkatkan spekulasi bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada bulan Mei menjadi sekitar 30% setelah laporan pekerjaan, meskipun skenario yang paling mungkin terjadi pada bulan Juni adalah sebesar 73%.
Emas memulai rekor-rekornya pada hari Selasa pekan kemarin ketika melampaui puncaknya di bulan Desember, terutama dibantu oleh meningkatnya indikasi meredanya tekanan harga dan daya tarik tradisionalnya sebagai safe-haven.
Suku bunga rendah mendukung harga emas karena mengurangi opportunity cost memegang emas batangan.