CARAPANDANG - Harga emas menguat kembali di level tertinggi sejak awal Agustus pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk sesi ketiga berturut-turut, dibantu oleh melemahnya dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS setelah data ekonomi lebih rendah dari perkiraan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman pada bulan Desember di Divisi Comex New York Exchange, bertambah 7,90 dolar AS atau 0,40 persen menjadi ditutup pada 1.973,00 dolar AS per ounce setelah menyentuh tertinggi sesi di 1.977,10 dolar AS dan terendah di 1.962,80 dolar AS.
Emas berjangka melonjak 18,30 dolar AS atau 0,94 persen menjadi 1.965,10 dolar AS pada hari Selasa (29/8) setelah terangkat 6,90 dolar AS atau 0,36 persen menjadi 1.946,80 dolar AS pada hari Senin (28/8), dan jatuh 7,20 dolar AS atau 0,37 persen menjadi 1.939,90 dolar AS pada hari Jumat (25/8).
Harga emas mendapat dorongan menyusul data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan, yang memicu spekulasi bahwa Federal Reserve akan memiliki ruang terbatas untuk terus menaikkan suku bunga.
Departemen Perdagangan AS pada hari Rabu (30/8) secara tak terduga merevisi turun pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal kedua menjadi 2,1 persen dari yang dilaporkan sebelumnya sebesar 2,4 persen.
Indeks dolar AS dan imbal hasil Treasury turun menyusul data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan.