CARAPANDANG - Harga emas naik tajam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menghapus seluruh kerugian sehari sebelumnya, karena data ekonomi AS lebih lemah dari perkiraan dan jatuhnya imbal hasil obligasi global mendorong investor mencari tempat berlindung potensial yang lebih baik seperti logam kuning.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange melonjak 24,40 dolar AS atau 1,25 persen menjadi ditutup pada 1.980,80 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.988,30 dolar AS, puncak yang belum tersentuh sejak mencapai 2.000 dolar AS pada akhir Mei 2023
Emas berjangka tergelincir 8,0 dolar AS atau 0,41 persen menjadi 1.956,40 dolar AS pada Senin (17/7/2023), setelah naik tipis 0,60 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.964,40 dolar AS pada Jumat (14/7/2023), dan terdongkrak 2,10 dolar AS atau 0,11 persen menjadi 1.963,80 dolar AS pada Kamis (13/7/2023).
Departemen Perdagangan AS melaporkan Selasa (18/7/2023) bahwa penjualan ritel AS naik 0,2 persen menjadi 689,5 miliar dolar AS pada Juni, lebih lemah dari perkiraan. Ini menunjukkan bahwa konsumen AS terus ditekan oleh kendala dari biaya pinjaman yang lebih tinggi dan kenaikan harga-harga.
Federal Reserve melaporkan Selasa (18/7/2023) bahwa produksi industri AS turun 0,5 persen pada Juni. Penurunan itu di bawah ekspektasi pembacaan datar oleh para ekonom.