Pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed akan mengumumkan kebijakan suku bunga. Pelaku pasar diharapkan tidak lagi menebak-nebak arah suku bunga ke depan. Sebelum pengumuman The Fed, harga emas diproyeksi sangat labil mengingat masih belum jelasnya arah kebijakan The Fed ke depan.
Dari sisi fisik, premi emas China naik minggu ini karena langkah-langkah stimulus tambahan membantu sentimen, beberapa hari sebelum perayaan Tahun Baru Imlek dimulai.
Ole Hansen, kepala strategi komoditas Saxo Bank, menjelaskan dalam jangka pendek, arah emas dan perak akan terus ditentukan oleh data ekonomi yang masuk dan dampaknya terhadap dolar serta imbal hasil dan ekspektasi penurunan suku bunga.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi. dilansir cnbcindonesia.com