CARAPANDANG - Risiko penyandang disabilitas menghadapi bahaya tertentu kadang sangat tinggi. Karenanya, Kementerian Sosial menciptakan gelang disabilitas rungu dan wicara (Gruwi) serta gelang disabilitas grahita (Grita) yang bisa membantu penyandang disabilitas untuk mengantisipasi bahaya yang menghadang. Gelang-gelang tersebut didistribusikan oleh Kemensos secara cuma-cuma kepada para penyandang disabilitas yang memerlukan. Sasta (17), warga Desa Sungai Ruan Ilir, Kecamatan Maro Sebo Ulu Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, adalah salah satu di antaranya.
Sasta menderita down syndrome sejak lahir. Saat kecil, Sasta sering sakit-sakitan. Akan tetapi, keluarganya yang masuk dalam kategori rawan ekonomi tidak mampu membawanya ke rumah sakit sehingga hanya ditangani seadanya.
Sekitar 10 tahun lalu, Sasta pernah mengenyam bangku sekolah. Sayangnya, Sasta hanya bisa bersekolah satu tahun saja. Bukannya merangkul Sasta, teman-temannya saat itu justru merundungnya dan membuatnya tidak mau sekolah lagi. Syukurlah, saat ini lingkungan Sasta sudah bisa memahami kondisinya dan tidak merundungnya lagi.
Uniknya, tak hanya berfungsi untuk mengurangi risiko dilanda bahaya, Grita juga bisa membantu pemakainya untuk mengungkapkan apa yang sedang dirasakannya.