CARAPANDANG - Harga minyak membukukan kenaikan tajam ke level tertinggi satu minggu pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), berkat harapan permintaan minyak yang kuat di tengah lonjakan kilang yang beroperasi di importir minyak mentah utama China dan anjloknya dolar AS.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli terangkat 2,35 dolar AS atau 3,44 persen, menjadi menetap di 70,62 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus bertambah 2,47 dolar AS atau 3,37 persen, menjadi ditutup pada 75,67 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Itu merupakan penutupan tertinggi untuk Brent dan WTI sejak 8 Juni.
Amerika Serikat mencatat 686,6 miliar dolar AS penjualan ritel dan jasa makanan pada Mei, naik 0,3 persen bulan ke bulan, menurut data yang dikeluarkan oleh Biro Sensus AS pada Kamis (15/6/2023).
Pertumbuhan penjualan ritel dan jasa makanan yang lebih tinggi dari perkiraan pada Mei menawarkan harapan akan permintaan minyak yang kuat di Amerika Serikat. Sementara itu, throughput (tingkat pengolahan) minyak mentah China pada Mei melonjak 15,4 persen secara tahun ke tahun mencapai 62 juta ton, menurut data yang dikeluarkan oleh Biro Statistik Nasional China pada Kamis (15/6/2023).
Permintaan minyak China diperkirakan akan terus meningkat pada tingkat yang pasti selama paruh kedua tahun ini, kata kepala eksekutif Kuwait Petroleum Corp.